Anak-anak Adalah Masa Depan Kita



" Dalam kesadaran anak-anak, masa lalu itu nyaris terlupakan, dan masa depan itu belum mereka mengerti; mereka hanya hidup sepenuhnya dalam hari ini."

Dalam hal ini, yaitu cara menikmati kehidupan; anak-anak tampil lebih bijak daripada kebanyakan orang dewasa.
Tidak sedikit orang dewasa yang hidup dalam masa lalu mereka, atau yang hidup dalam pengandai-andaian masa depan mereka, dan bahkan lebih banyak lagi yang tidak menyadari bahwa dia seharusnya hidup dengan sepenuhnya hari ini.
Tetapi, anak-anak hidup di hari ini, di saat ini.

Dapatkah Anda membayangkan kesulitan yang harus dihadapi oleh seorang anak yang tinggal bersama orang tua yang masih hidup dalam penyesalan tentang masa lalu mereka?

Dan dapatkah Anda mengharapkan seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang dewasa yang penuh kepercayaan diri, jika dia menyaksikan kelemahan semangat orang tuanya yang tidak berharapan baik tentang masa depan mereka?

"Apakah yang Anda janjikan kepada bayi Anda, pada hari kelahirannya?"
Adakah Anda menjanjikan kebesaran baginya? Atau, apakah Anda janjikan bahwa dia akan pulang ke rumah yang diisi oleh orang tua yang bergembira untuk membantunya mencapai apa pun kebesaran yang diinginkannya?
Apakah yang Anda janjikan kepada bayi itu?
Tidak ada seorang pun yang demikian jahat - sehingga mampu melihat kedalam mata kecil bayi-nya, dan berkata: “Aku akan membuat mu menderita. Aku akan membuat mu melihat sisi-sisi buruk mu saja. Aku akan membuat mu merasa tidak cukup baik untuk apa pun. Aku akan pastikan kamu tahu bahwa kamu lah sumber dari semua masalah ku. Aku akan menyalahkan mu untuk semua kesulitan ku. Aku akan membuat mu menyesali kelahiran mu di dunia ini.”

Sulit dibayangkan bahwa ada orang yang mampu menjadikan dirinya sejahat itu pada hari kelahiran anaknya. Tetapi, ternyata, tidak sedikit orang tua yang betul-betul bersikap dan berlaku yang menjadikan bayi-bayi lucu itu menyesali kelahiran mereka.

Dan yang paling menyayat hati, adalah bila tubuh-tubuh mungil itu gemetar lemah penuh kesedihan - karena mereka mulai menerima bahwa mereka lah penyebab kesusahan orang tua mereka, dan bahwa mereka memang pantas untuk mendapatkan perlakuan buruk yang telah mereka terima.
Sesungguhnya, di manakah kau tinggalkan hati mu?
"Anda bisa melihat citra sang orang tua dengan memperhatikan perilaku anak-anak mereka."
Satu-satunya cara untuk menumbuhkan seorang anak yang baik adalah menjadikannya seorang anak yang berbahagia.

Dan satu-satunya cara untuk menjadikannya berbahagia adalah menjadikan diri Anda seorang dewasa yang bersikap baik kepadanya.

Seorang bayi adalah peniru yang setia. Dia tidak mengenal cara-cara awal yang lain untuk belajar dari kita, kecuali melalui pengamatan dan peniruan dari apa pun yang kita tampilkan kepadanya.

Dia hanya seorang bayi. Bagaimana mungkin Anda bisa berharap bahwa dia mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang buruk - tanpa bantuan?

Dia tidak memiliki informasi awal yang akan mengingatkannya bahwa sebagian orang dewasa bukan lah contoh yang baik; bahwa sebagian dari mereka akan mengajarkan hal-hal yang membuatnya digolongkan bersama mereka yang direndahkan. Dan bahkan ada pembelajaran dari mereka yang disebut dewasa itu - yang akan menjadikan diri sang anak lebih sesuai bagi penjara.

"Sesungguhnya kita sedang mencari seorang pahlawan bagi diri kita." Kita membutuhkan seseorang untuk kita hormati.

Anak-anak tanpa pahlawan - sedikit sekali yang akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi dewasa yang bangga dan membanggakan.

Mereka membutuhkan seorang dewasa yang bisa mereka kagumi. Mereka membutuhkan seorang kuat, yang bersamanya - mereka merasa terlindungi.

Mereka membutuhkan seorang sahabat dewasa yang akan menuntun dan mendorong mereka untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan mandiri. Mereka membutuhkan seorang teladan.

Mereka, anak-anak kita itu - lebih membutuhkan seorang pahlawan untuk mereka teladani, dan bukan seorang kritikus yang semena-mena merendahkan diri-diri kecil yang tidak terlindungi itu - hanya karena yang lebih tua itu - mampu mendatangkan penyiksaan yang tak terlawankan.

Jadikan lah diri Anda orang tua yang mencontohkan kegembiraan dalam memenangkan kualitas kehidupan yang baik, agar anak-anak kita juga bersemangat menjadikan diri mereka tumbuh dengan tubuh yang sehat, cara pandang yang jernih, dan pemikiran yang cemerlang.

Bagi seorang anak, tidak ada seorang pahlawan yang lebih agung daripada seorang dewasa yang berlutut membantunya, dan berbisik “Ketahui lah bahwa aku sangat menyayangi mu.”

di ambil dari :http://marioteguh.blogspot.com/2009/04/greatest-love-of-all-anak-anak-adalah.html

Bergerak atau tergantikan


“Satu-satunya hal agar kejahatan bisa menang adalah orang baik tidak berbuat apa-apa”
(Edmund Burke)
Tidaklah sama orang-orang yang bergerak dan berjuang dengan orang-orang yang pasrah terhadap nasib. Beberapa orang enggan berbuat karena takut gagal dan menanggung resiko dari pilihan-pilihan hidup yang ada. Beberapa orang berani menembus belantara mengejar citanya walaupun kegagalan senantiasa menghantui. Kisah orang besar dan menyejarah tidaklah jauh dari rangkaian kegagalan dan terjerembab jatuh pada hal yang pahit, namun setelah itu akan ada r50509_137012680726_4764110_nangkaian sukses pada penggal episodenya.
Jika merujuk pada salah satu pesan Ilahi yang terdapat pada beberapa penggal ayat-Nya ( Qs. Al-’araf 163-165) maka kita akan menemukan beberapa golongan manusia yang hidup di muka bumi ini, setidaknya akan ada 3 golongan. Pertama adalah golongan pendosa yang bahkan tidak tanggung-tanggung kesesatannya, karea dalam pesan tersebut golongan ini berani “menipu” Tuhannya. Kedua adalah golongan yang tidak berbuat dosa namun cenderung mencemooh orang-orang yang melarang orang berbuat Dosa. Ketiga adalah mereka yang tidak berbuat dosa dan mau peduli terhadap lingkungan sekitar bahkan mereka berusaha mengadakan perbaikan.
Pada pesan tersebut akhir cerita dari tiap golongan sangatlah berbeda, Golongan pendosa mendapatkan Rewardnya yaitu azab dan kenistaan Jahanam, Golongan Ketiga mendapatkan punishment-nya berupa kebahagian. Yang tidak disebutkan adalah Golongan kedua, golongan yang tidak berbuat dosa namun tidak mau mengadakan perbaikan, cenderung diam, statis dan opportunis mungkin ini yang terjadi di zaman sekarang ini. Yang pasti golongan ini tidak termasuk kedalam golongan yang diselamatkan dan bahagia walau belum pasti dia mendapat siksa, namu kecenderungannya adalah menuju golongan yang mendapat siksa. Bahkan beberapa ahli tafsir, mereka tidak disebutkan karena betapa tidak bergunanya mereka dimuka bumi ini.
Pada akhirnya kita akan temukan bahwa segala pilihan mengandung reward n Punishment-nya masing-masing. Itulah hidup, seni memilih satu diantara dua pilihan atau lebih dan hanya ada satu pilhan yang tepat, benar atau yang paling sesuai. Melihat kondisi zaman yang cenderung Destruktif dari segala bidang ini, kita tidak hanya membutuhkan orang baik namun orang-orang yang mau melakukan perbaikan. Orang-orang yang berpikir kecil dengan cara hidup untuk dirinya sendiri maka mereka akan mati sebagai jiwa yang kerdil, namun ketika orang mampu hidup untuk orang lain dan ikut bertanggung jawab menyelaraskan lingkungan dan memperbaikinya maka mereka akan mati sebagai orang yang berjiwa besar, begitulah risalah dari seorang Sayyid Quthb.
Laiknya pertandingan sepakbola, maka akan ada pemain yang digantikan. Setidaknya jika pemain lama cidera, tidak produktif, tidak mampu bekerja sama atau sudah lelah. Maka begitupun dengan kehidupan, mereka-mereka yang cidera semangatnya untuk berbuat, tidak produktif dalam kebermanfaatan, tidak mampu bertenggang rasa atau sudah lelah hidup maka tunggulah sang Sutradara akan menggantikan mereka dengan orang-orang yang jauh lebih sehat semangat berbaginya, berani hidup dan mampu bermanfaat, karena “Aku bermanfaat, maka aku ada”. Begitulah sampai kemudian peluit kehidupan ini ditiupkan.
Sahabat, mari kita menjadi bijak dalam menentukan pilihan. Lihatlah kehidupan orang-orang kemarin untuk kita pelajari dihari ini agar kita tidak terperosok pada penggal episode pahit yang sama.
Diambil dari : http://jeehad13.multiply.com/journal/item/31

Cara Mendidik Anak

Bila Anda berpikir apakah Anda adalah orang tua yang teladan ? Maka jawaban Anda, pasti tentu saja saya orang tua teladan bagi anak saya. Mana ada sih “Harimau yang memakan anaknya sendiri”, atau mungkin mana mungkin sih kita mencelakakan anak kita sendiri. Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Kenyataannya banyak orang tua yang melakukan kesalahan dalam mendidik putra-putrinya.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang mungkin Anda tidak sadari terjadi dalam mendidik anak Anda :
1. Kurang Pengawasan
Menurut Professor Robert Billingham, Human Development and Family Studies – Universitas Indiana, “Anak terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu diluar keluarga, dan itu adalah tragedi yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”. Nah sekarang tahu kan, bagaimana menyiasatinya, misalnya bila anak Anda berada di penitipan atau sekolah, usahakan mengunjunginya secara berkala dan tidak terencana. Bila pengawasan Anda jadi berkurang, solusinya carilah tempat penitipan lainnya. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian. Anak Anda butuh perhatian.
2. Gagal Mendengarkan
Menurut psikolog Charles Fay, Ph.D. “Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian – cenderung mengabaikan apa yang anak mereka ungkapkan”, contohnya Aisyah pulang dengan mata yang lembam, umumnya orang tua lantas langsung menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bola, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak tahu apa yang terjadi hingga anak sendirilah yang menceritakannya.
3. Jarang Bertemu Muka
Menurut Billingham, orang tua seharusnya membiarkan anak melakukan kesalahan, biarkan anak belajar dari kesalahan agar tidak terulang kesalahan yang sama. Bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri, tetapi jangan mengambil keuntungan demi kepentingan Anda.
4. Terlalu Berlebihan
Menurut Judy Haire, “banyak orang tua menghabiskan 100 km per jam mengeringkan rambut, dari pada meluangkan 1 jam bersama anak mereka”. Anak perlu waktu sendiri untuk merasakan kebosanan, sebab hal itu akan memacu anak memunculkan kreatifitas tumbuh.
5. Bertengkar Dihadapan Anak
Menurut psikiater Sara B. Miller, Ph.D., perilaku yang paling berpengaruh merusak adalah “bertengkar” dihadapan anak. Saat orang tua bertengkar didepan anak mereka, khususnya anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat. Orang tua seharusnya menghangatkan diskusi diantara mereka, tanpa anak-anak disekitar mereka. Wajar saja bila orang tua berbeda pendapat tetapi usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak.
6. Tidak Konsisten
Anak perlu merasa bahwa orang tua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak.
7. Mengabaikan Kata Hati
Menurut Lisa Balch, ibu dua orang anak, “lakukan saja sesuai dengan kata hatimu dan biarkan mengalir tanpa mengabaikan juga suara-suara disekitarnya yang melemahkan. Saya banyak belajar bahwa orang tua seharusnya mempunyai kepekaan yang tajam tentang sesuatu”.
8. Terlalu Banyak Nonton TV
Menurut Neilsen Media Research, anak-anak Amerika yang berusia 2-11 tahun menonton 3 jam dan 22 menit siaran TV sehari. Menonton televisi akan membuat anak malas belajar. Orang tua cenderung membiarkan anak berlama-lama didepan TV dibanding mengganggu aktifitas orang tua. Orang tua sangat tidak mungkin dapat memfilter masuknya iklan negatif yang tidak mendidik.
9. Segalanya Diukur Dengan Materi
Menurut Louis Hodgson, ibu 4 anak dan nenek 6 cucu, “anak sekarang mempunyai banyak benda untuk dikoleksi”. Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang seharusnya disadari adalah anak Anda membutuhkan quality time bersama orang tua mereka. Mereka cenderung ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.
10. Bersikap Berat Sebelah
Beberapa orang tua kadang lebih mendukung anak dan bersikap memihak anak sambil menjelekkan pasangannya didepan anak. Mereka akan hilang persepsi dan cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah. Luangkan waktu bersama anak minimal 10 menit disela kesibukan Anda. Dan pastikan anak tahu saat bersama orang tua adalah waktu yang tidak dapat diinterupsi.

Sekilas Tentang TK ISLAM PERMATA CENDEKIA



Setiap anak dilahirkan cerdas, unik dan istimewa. Tetapi kecerdasan tiap anak tentu berbeda-beda. Ada anak yang cerdas kognitif, ada yang cerdas linguistik, dan ada pula yang cerdas motorik. Umur 0-6 tahun disebut sebagai usia keemasan (golden age) adalah usia penting bagi perkembangan otak anak. Tempat belajar yang nyaman dan menyenangkan tentu akan sangat membantu proses perkembangan otak anak. Ketika sekolah sudah menjadi tempat hiburann yang paling menyenangkan bagi mereka, maka sekolah telah berhasil mendidik mereka untuk cinta dan rindu belajar ilmu pengetahuan. Ya .... bermain dan belajar sesuai dunia mereka, dunia anak-anak.

Di PERMATA CENDEKIA, kami memahami akan hal itu. Menempati gedung 2 lantai, dilengkapi dengan mainan indoor dan outdoor yang aman bagi putra-putri anda. Di sini mereka belajar membaca, menulis, dan mengenal angka (CALISTUNG) sebagai bekal persiapan memasuki bangku sekolah dasar. Disamping itu baca tulis quran (BTQ) menggunakan metode tilawati, hafalan hadits pendek, surat-surat pendek, pembiasaan sholat dhuha, doa-doa sehari untuk memperkuat sisi keagamaannya. Yang tak kalah penting, adalah belajar menari, menyanyi, dan bermain musik untuk menstimulasi kecerdasannya yang lain. Dilengkapi pula dengan perpustakaan dan media pembelajaran yang menarik.

Akhlak dan perilaku dibentuk dengan membiasakan hal-hal yang baik sedini meungkin berbasiskan agama dan norma kesopanan, juga keteladanan dari guru yang baik dan penyabar. Interaksi sosial dengan sebayanya, belajar berbagi, melatih empati, serta belajar bekerjasama menjadikan anak berakhlak mulia, percaya diri, dan terlatih sosial emosionalnya. Proses belajar mengajar pun tidak monoton di dalam kelas, tetapi di ruang publik, panggung dan alam terbuka.

Maka jangan ragu untuk menitipkan putra-putri anda di PERMATA CENDEKIA. Mari bergabung bersama kami mendidik dan mencetak generasi jujur, cerdas, berkualitas dan terkemas. Mewujudkan cita-cita dan harapan mereka. 

Informasi lebih jelas silahkan hubungi:
Ibu Erva di TK ISLAM PERMATA CENDEKIA
Telp/WA: 0815 8666 5078
email: tkpermatacendekia@gmail.com | Facebook: TK ISLAM PERMATA CENDEKIA
Website di http://paudpermata.blogspot.com 




“PAUD PERMATA Seperti Kandang Kambing”

LASKAR PELANGI
Oleh : Andrea Hirata

TAK susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan.
Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu.
Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit.
Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual kaligrafi,pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutin berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti ninja. Di punggungnya tergantung sebuah tabung aluminium besar dengan slang yang menjalar ke sana kemari. Ia seperti akan berangkat ke bulan.
======================================================================================================
Paragraf –paragraf di awal kisah ini hampir sama dengan keadaan sekolah kami, kata orang kumuh dan terkesan tidak layak untuk dijadikan sekolah. Pun begitu kami tetap berusaha semampu kami memberikan pendidikan terbaik bagi masyarakat di desa kami. Kami sadar dengan keterbatasan kami, dimana saat ini tempat yang kami tempati statusnya adalah kontrakan dengan segala minusnya. Ditambah lagi dengan banjir dan bocor dikala hujan menerpa sekolah kami.
Tak pernah kami meminta-minta atau menghiba kepada orang lain untuk membantu kami, tetapi kalo sekiranya ada bantuan yang mampir ke tempat kami pun juga tidak kami tolak. Mimpi kami saat ini adalah mempunyai bangunan sekolah sendiri tanpa harus diremehkan orang, menjadikan sekolah kami sekolah bagi masyarakat di desa kami, setelah PAUD yang kami dirikan, kami ingin mendirikan sebuah Taman Bacaan Masyarakat dimana mereka bisa lebih banyak belajar dan mengembangkan usaha-usaha yang selama ini belum pernah mereka kembangkan. Kami ingin mengubah kehidupan ekonomi dan sosial, juga perilaku dan budaya di desa kami.
Tetapi memang benar pepatah jawa “Jer basuki Mowo Beyo” Segala sesuatu itu perlu pengorbanan dan perjuangan, seperti apa yang kami rasakan saat ini. Semoga Alloh meridhoi apa yang kami lakukan saat ini dan memberikan pertolongan serta kemudahan bagi kami. Amin
Sukarukun, Maret 2011.